ada saat untuk diam. ada momen untuk bergerak.
ada waktu untuk bergeming. berganti masa untuk menggeliat.
dan saya merasa, sang waktu sudah menanti demikian sabar.
untuk sekedar menguap. untuk sejenak berbelok.
saat itu sudah tiba.
memutuskan pengikat kepompong-kepompong kebimbangan.
melepas belitan serabut-serabut keraguan.
saat itu sudah tiba.
saya harus merubah arah.
karena saya laki-laki. betapapun lukanya.
apapun arah yang saya ambil. saya harus berani.
karena geliat sudah dilantangkan. pantang untuk ditepikan.
…
aku kangen Penanjakan.
17.01
2 Responses to “…panggilan dari gunung, turun ke Jakarta…”
wah.. kena betul nih ke gw bang..
bang ulil salam kenal… saya fans berat bang ulil..
iya, hisk.
kangen sama gunung.
katanya,
“…orang-orang pergi ke
tak seorangpun pulang kembali…”
:((
No comments:
Post a Comment