Wednesday, September 20, 2006

malam kadang terasa begitu dingin...

malam yang datang,
kadang terasa begitu dingin.
begitu menusuk. merasuk ke dalam relung-relung terdalam.

dan terkadang,
aku masih terdiam dalam dingin.
belum akan sadar. belum akan ingat.

kadang-kadang,
semuanya memang harus dijalani sekedarnya.
agar berlanjut. agar bertahan.

dan seringkali,
aku merindukanmu dalam dingin.
dingin. teramat sangat.

Monday, August 28, 2006

embun di kantor baru

April 5th, 2006 by ullilkecil

ya, saya sudah pindah kantor (lagi).

1 tahun plus 3 bulan di tempat terakhir, sudah cukup bagi saya untuk tertahan. tertahan untuk bergerak, melompat, bahkan kadang tertahan untuk sekedar melepas napas lega.

ya, tentu ada saja yang saya dapat dan pelajari. sebagian disimpan, sebagian di-recycle, sebagian gak jelas, entah terbuang atau sengaja dibuang. yang jelas cukup banyak.

dan kini saya sudah menggenggam kesempatan itu. alhamdulillah.

masa itu sudah tiba. waktu untuk membuka sekat-sekat dan melepaskan belitan serat kepompong yang cukup menahun. saat untuk mengarahkan kedua mata pada satu titik.

waktu yang terlihat menantang saya. seberapa saya mampu saya mewujudkan mimpi-mimpi dan menghidupkan kembali keindahan masa kecil.

dan, tentu saja, saya menerima tantangan sang waktu ini. dengan cepat. dengan apa adanya. dengan segala keterlambatan saya.

ya, saya sudah pindah kantor (lagi).

hanya saja, saya masih kangen gunung. sebuah keinginan sederhana yang belum terwujud lagi hingga hari ini. karenanya, akhir pekan ini, saya harus ke gunung. entah gunung tinggi. entah bukit. entah lembah.

saya merindukan Penanjakan. saya mengangeni Ciwidey. saya ingin lelap dalam mimpi-mimpi lereng Arjuno. dibelai dingin memabukkannya lereng Lawu.

kesederhanaan yang termewah. yang Jakarta sekalipun tak akan pernah mampu menggantinya.

ps : akhir pekan ini, mau tak mau, harus, saya mesti memaksa diri. wajib meminggirkan waktu. saya harus mencumbui Ciwidey. saya ingin merasakan lagi betapa sayangnya embun pagi membelai wajah. betapa gemulainya ia melompat dari ujung-ujung daun, membujuk saya untuk menadahkan tangan di bawahnya. betapa indah.

20.16

4 Responses to “…embun di kantor baru…”

  1. chaerani Says:
    July 4th, 2006 at 10:21 am

Salam kenal, mau tanya apa ini ullil room nusa 6 bukan?
Sorry kalau bukan :D
Btw namanya baguuussss…

  1. ullilkecil Says:
    July 19th, 2006 at 7:52 am

wah, salah orang kayaknya bos.
ini Ullil yang gak terkenal itu lho.

  1. Tuhu Says:
    July 20th, 2006 at 6:01 am

hmm ternyata pecinta naik gunung…

  1. kopimorning Says:
    July 21st, 2006 at 9:06 am

ini pindah kantor ato pindah gunung… salam kenal ^_^

panggilan dari gunung, turun ke Jakarta

March 10th, 2006 by ullilkecil

ada saat untuk diam. ada momen untuk bergerak.
ada waktu untuk bergeming. berganti masa untuk menggeliat.

dan saya merasa, sang waktu sudah menanti demikian sabar.
untuk sekedar menguap. untuk sejenak berbelok.

saat itu sudah tiba.
memutuskan pengikat kepompong-kepompong kebimbangan.
melepas belitan serabut-serabut keraguan.

saat itu sudah tiba.
saya harus merubah arah.

karena saya laki-laki. betapapun lukanya.

apapun arah yang saya ambil. saya harus berani.

karena geliat sudah dilantangkan. pantang untuk ditepikan.

aku kangen Penanjakan.

17.01

2 Responses to “…panggilan dari gunung, turun ke Jakarta…”

  1. min jung ho Says:
    March 16th, 2006 at 7:57 am

wah.. kena betul nih ke gw bang..
bang ulil salam kenal… saya fans berat bang ulil..

  1. ullilkecil Says:
    April 5th, 2006 at 12:48 pm

iya, hisk.
kangen sama gunung.

katanya,
“…orang-orang pergi ke kota, menjerat angan-angan,
tak seorangpun pulang kembali…”

:((

semua datang, tapi lebih banyak yang menghilang

March 8th, 2006 by ullilkecil

Rabu sore, 8 Maret 2006.

kadang-kadang perasaan tidak biasa muncul dengan tiba-tiba.
dia datang begitu saja. tanpa cukup waktu untuk bersolek menerimanya.

seperti kerinduan.

ia muncul. ia datang. ia kembali.
setelah pergi sekian lama. dan menghilang begitu saja.
bisa saja ia tiba-tiba mengetuk jendela.
atau malah menggedor pintu hati sekeras-kerasnya.

tidak perlu ada hal-hal yang mengingatkannya.
tiada pula terbersit pembicaraan yang menyebut-nyebutnya.
tanpa mimpi dan memimpikan adanya.

kerinduan datang begitu saja.

datang mengisi kekosongan. atau yang sengaja dikosongkan.
muncul memberi kehangatan. membelai jiwa-jiwa yang kedinginan.

tapi ada pula saatnya,
kerinduan begitu dingin. membuat dada sesak. dan perih.

ia menyapa dan tersenyum. ia membelai dan memeluk.
tapi yang tersisa kemudian hanyalah bayang-bayang.

kerinduan seringkali menyakitkan.

18.54

antara aku, kamu, dan (mantan) pacarku

January 31st, 2006 by ullilkecil

musik kencang sekali menendang-nendang telinga saya. ruang itu penuh orang yang bergerak kesana-kemari, tak beraturan. penuh tawa dan teriak keakraban. sepertinya semua orang sedang senang. saya tak menemui satupun wajah murung, kecuali beberapa yang keluar dari toilet sambil mengusap mulut sehabis jackpot.

saya sendiri berdiri di dekat kursi yang nampaknya empuk sekali. menunggu kesempatan untuk mencuri duduk dari pantat-pantat yang sedari tadi bergeming. dari punggung-punggung yang tak menyisakan celah sedikit pun untuk bersandar.

cahaya-cahaya itu mulai menyiksa mata. mungkin Bibi Chivas terlalu enak memijit tengkuk saya. mungkin Paman Jack terlalu bersemangat merangkul saya. padahal, sebenarnya, saya juga masih belum sempat sekedar berbasa-basi dengan Oom Jose.

mabuk.

dan saya benar-benar merasa sunyi di tengah hingar-bingar malam itu.

3 Responses to “antara aku, kamu, dan (mantan) pacarku”

  1. gustaf Says:
    February 9th, 2006 at 8:23 am

seharusnya sepupu yg dari france juga diajak…siapa namanya?kalo gak salah si…”chauntreu”?? hehe i thinks that clever lil…tp sentuhan sastranya terlalu kental man….!!

  1. ullilkecil Says:
    February 20th, 2006 at 6:25 am

Cointreau? bukannya itu favoritnya cewek? … wah, jangan2…

  1. Tuhu Says:
    July 20th, 2006 at 9:36 am

satu kata eksentrik dan khas…

jangan memaksa memahami perempuan

jangan memaksa memahami perempuan

January 31st, 2006 by ullilkecil

seorang perempuan berkata kepadaku,

“jadilah lelakiku”.

aku menjawab sekenanya,

“buat apa?”

“biar kamu selalu ada di dekatku”.

“aku sudah dekat denganmu saat ini”.

“tapi aku ingin selalu. kapanpun aku mau. kapanpun aku ingin memelukmu”.

“lha, terus istriku bagaimana?”

“ah, biarlah, dia akan memahamimu”.

“aku nggak bisa”.

“kenapa nggak?”

“aku sudah menikah. mungkin aku harus bersikap sebagaimana seorang suami. entah baik atau buruk”.

perempuan itu menepis,

“ah, dasar lelaki, mau enaknya saja”.

“apa maksudmu?”

“ya, kamu bicara tentang menikah dan menjadi suami. tapi kamu tetap memeluk dan meniduriku”.

“bukankah kamu yang memulainya? kamu yang datang kepadaku dan memintaku menemanimu?”

“ya, menemaniku, bukan meniduri aku”.

“tapi bukankah kamu yang menciumku duluan?”

“ya, tapi waktu itu aku kan sedang mabuk?”

“mabuk atau tidak, tapi kan sebenarnya kamu memang menginginkan aku?”

perempuan itu menarik napas. membuang pandangan ke langit-langit kamar kost-nya. lalu menghempaskan tubuhnya di kursi.

matanya menatapku lekat. mata yang selalu membuatku tak mampu berkata dan berpikir jernih.

aku mengulang pertanyaan bodoh itu lagi,

“jadi apa yang kamu mau sekarang?”

perempuan itu hanya menjawab pendek,

“jadilah lelakiku”.

lalu perasaan bersalah itu muncul lagi. tak terbantahkan.

dan seperti yang sudah-sudah, aku cepat-cepat mengusirnya jauh-jauh dari pelukan kami.

ps : jangan memaksa memahami perempuan, hanya akan merusak otakmu.

8 Responses to “jangan memaksa memahami perempuan”

  1. alia Says:
    February 1st, 2006 at 6:58 am

Hahahahahahah jangan memaksa mengerti laki-laki, mereka hanya akan merusak tubuh dan hatimu =))

  1. ullilkecil Says:
    February 1st, 2006 at 8:55 am

hehehe :p

  1. paero Says:
    February 3rd, 2006 at 3:26 am

kwepet tah… makane itu burung di kurung terus,,, ha ha ha

  1. gustaf Says:
    February 6th, 2006 at 12:32 pm

WoW..thats good man…realistik, kritis dan Gw Bangettttt…!!! hahahaha

ps : but who`s that gal….can u give me her phone num? :)

  1. ullilkecil Says:
    February 6th, 2006 at 12:35 pm

Gustaf says : gw bangetttt
(oh yeah?… kayaknya gw tau neh siapa tuh cewek, hehehe)

  1. Reno Says:
    March 15th, 2006 at 3:47 am

koyoe kon perlu bantuan , endi nomer Hp kodew ne? :P

  1. arya gumilar Says:
    June 23rd, 2006 at 7:51 am

Astagfirullah. Yang begini nih yang bikin merinding, dibanding baca pleiboi. Lelaki emang (lebih) gampang dipahami :)aryagumilar.blogspot.com

  1. Tuhu Says:
    July 20th, 2006 at 9:06 am

so complicated hehehe

saya bilang, Tuhan tidak menjawab

saya bilang, Tuhan tidak menjawab

January 20th, 2006 by ullilkecil

saya sedang capek. capek sekali. bukan soal otot pegal-pegal karena kebanyakan ngangkut karung beras. bukan, saya bukan importir gelap kok. juga bukan karena nyaris tiap malam saya (terpaksa -red) begadang menunggu kantuk yang seringkali cuek tak datang-datang.

saya sedang capek. dan jelas ini harus diakhiri. tentu bukan dengan salep super panas. juga bukan dengan obat tidur yang -dari namanya saja- udah bau sorga banget. nonton bokep banyak-banyak juga tidak mungkin menyelesaikan masalah ini. gak usah nanya, saya sudah mencobanya.

saya sedang capek. dan saya masih belum tahu harus bagaimana. karena selain capek, ternyata saya juga pusing.

bermalam-malam, saya mencoba berbincang dengan Tuhan. ya, tentu saja sambil ngopi dan merokok. tapi sepertinya Tuhan agak pro dengan kebijakan anti rokok itu. waktu saya mau pinjam korek, Dia bilang nggak bawa. repot ini. apalagi nanti kalau Tuhan ikutan tanda tangan petisi online menolak Playboy. wah.
mungkin Tuhan sebenarnya sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan saya. mungkin saya yang tidak paham jawabannya. mungkin saya yang terlalu bebal untuk memahami pertanda.

atau mungkin, karena saya sudah terlalu capek.

jadi rencananya begini, ini akhir pekan, jelas nanti malam sampai besok pagi saya akan maen Playstation. nah, berhubung akan ada Piala Dunia, siapa tahu Dia tertarik mencoba. tentu saja, saya akan mengalah dulu, biar senang. kalo sudah terlena, nah, baru saya akan ngomong. begitu.

atau mungkin, jika diselingi alkohol, bisa jadi pembicaraan kami akan lebih lancar dan akrab.

gimana, coba?

2 Responses to “saya bilang, Tuhan tidak menjawab”

  1. gustaf Says:
    February 9th, 2006 at 8:41 am

gw “paling” suka tulisan elo yg ini..coz ;
- tuhan adalah suatu ungkapan yg terlalu BESAR untuk tulisan yg KECIL
- pemunculan kritik sosial yg actual dan menggelitik sungguh…cerdas!!
- tapi gw lebih setuju…kalo elo tambahkan suatu tema yg lebih…mungkin…PUTUS ASA…or FRUSTASI yha??? seperti 200jt manusia indonesia sekarang…

  1. ullilkecil Says:
    February 20th, 2006 at 6:27 am

hehehe… gw ikutan yang 250jt itu, gak?

korek dan SPG rokok

korek dan SPG rokok

January 31st, 2006 by ullilkecil

petang itu saya sedang menikmati kopi panas dan rokok kretek. di sebuah warung kopi (tepatnya di depan warung kopi, karena di dalamnya penuh -red).

ya, sambil menanti seseorang yang saya harapkan segera muncul dari kepungan hujan yang mengguyur Jakarta sejak pagi, eh, seminggu lalu ding.

ternyata yang lebih dulu muncul adalah beberapa perempuan cantik berkostum serupa yang seksi. bukan seksi karena bergoyang ngebor, ngecor, atau vibrator. bukan pula goyang patah-patah, apalagi kayang. seksi karena rok mini yang mereka (paksakan?) kenakan tak sanggup menutupi paha-paha mulus. seksi karena jumlah kancing bajunya ternyata juga tak mampu menahan dan membungkus beban yang -alhamdulillah- montok itu.

membawa beberapa kotak berwarna menarik dan senyum-senyum indah, mereka menghampiri tiap pengunjung warung kopi. SPG rokok. tentu saja, saat giliran itu tiba, saya harus menolak dengan sesopan mungkin.

bukan, bukan karena gak tertarik dengan mereka (sampai hari ini saya masih lelaki normal -red). hanya saja, aroma rokok kretek dan kebanggaan saya pada “ploduk-ploduk dalam negeli” terlalu berharga jika harus ditukar dengan rokok filter berlabel nama-nama perusahaan asing itu. maaf, bukan anti globalisasi. tapi rokok filter bikin tenggorokan saya sakit, itu saja.

dari meja sebelah, saya dengar, “…korek bonusnya bagus, gak? liat dulu dong… kalo bagus gue beli…”.

nah, ini menarik. paling tidak buat saya. jadi kesimpulannya, mereka beli koreknya, bukan karena tertarik rokoknya. meskipun rokoknya ganti dan harganya lebih mahal, tapi kalo korek atau bonusnya bagus, ya tetep dibeli.

he he he…

One Response to “korek dan SPG rokok”

  1. gustaf Says:
    February 9th, 2006 at 8:28 am

bravo…

apalagi yang kau cari?

apalagi yang kau cari?

January 17th, 2006 by ullilkecil

waktu itu, saya datang ke Jakarta dengan niat besar untuk mendapatkan pekerjaan berpenghasilan layak. penghasilan yang cukup menyenangkan, untuk diri sendiri dan keluarga.

kini, 4 tahun sudah berlalu. tapi harapan besar tadi sepertinya lebih banyak melencengnya daripada seharusnya. 2 tahun yang lalu, saya harus kehilangan Mama tercinta. ada penyesalan yang sangat dengan kepergian ini. ya, hingga akhir waktunya, saya ternyata belum mampu menunjukkan apapun untuk membahagiakan Mama.

kini, 4 tahun sudah berlalu. begitu cepatnya waktu berjalan. seperti tak terasa.

terus terang, hari ini sebenarnya saya bingung mau posting soal apa. sepertinya saya merasa ruang di sekitar saya berputar-putar tak beraturan. ya sudah, saya biarkan saja jari-jari menari di keyboard. hasilnya ya yang sampeyan baca sekarang ini.

hint : saya memiliki pekerjaan dengan penghasilan yang cukup menyenangkan. tapi lama kelamaan, saya merasa biaya sosial dan psikologis untuk pekerjaan ini ternyata juga cukup “menyenangkan”.

ada saat-saat untuk berlanjut. ada saat untuk berhenti. ada saat untuk berteduh sejenak dan sekedar minum. tetapi ada pula waktunya untuk meloncat setinggi mungkin untuk meraih sesuatu yang kelihatannya susah sekali.

terus terang, saya belum ada ide mau gimana. mungkin nanti malam saya mau ngopi dan rokokan dulu sama Tuhan. siapa tau Tuhan punya ide agar saya bisa senang, dan menyenangkan orang lain :)

moga-moga aja Tuhan masih asik. moga-moga Tuhan gak ikut-ikutan sok memboikot Playboy yang mau terbit di Indonesia itu. hehehe…

hint lagi : Tuhan Maha Memahami semua bahasa. jadi saya pikir, mau ngomong pake Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Sansekerta, atau ditambah pake siul sekalian, Tuhan tetep paham kok.

hehehe.

Posted in suara hati | 17 Comments »

17 Responses to “apalagi yang kau cari?”

  1. Ferona Says:
    January 18th, 2006 at 4:48 am

jangan dicari.. ntar juga nemu sendiri, Lil .. :D

  1. SantiMamaRakhel Says:
    January 19th, 2006 at 7:03 am

Lil….kuncinya bersyukur aja ;)yg lalu biarlah berlalu jgn disesali ;)skrg ikutin air mengalir aja:*

  1. gustaf Says:
    February 9th, 2006 at 9:06 am

tuhan…hmmm maha kuasa..maha tau…dan maha segala galanya…DIA tidak pernah “jauh” dari kita….yg ada…kita yg men”jauh” dari DIA…..

so…

d answer is….semua yg ada HARUS disyukuri…..dan yg belum ada, merupakan RAHASIA allah….manusia hanya menjalani…yaitu dengan USAHA dan DOA…

hope…i can speak more

catatan kecil yang terserak

catatan kecil yang terserak

January 17th, 2006 by ullilkecil

Selasa, Mei 6, 2K3. 12.03

Mama,
anakmu masih tersesat.
di ujung - ujung kesetiaan,
di pelukan hangat pengkhianatan.
di antara sepi penantian,
aku hilang di gemerlap kesenangan…

Mama,
anakmu masih mencari - cari jalan.
aku tak tahu mesti ke mana arah langkah,
seakan terbang terlalu tinggi tanpa beban,
kemudian tergelincir jatuh dihempas badai karang.

Mama,
anakmu di persimpangan pertamanya.
menoleh dan bertanya,
haruskah cerita berjalan seperti ini,
ada ketenangan dan keteduhan,
dari dalam tarikan napas kecilku yang bergolak…

One Response to “catatan kecil yang terserak”

  1. gustaf Says:
    February 9th, 2006 at 9:10 am

confuse me….

another day

another day

December 30th, 2005 by ullilkecil

banyak orang bilang sendiri itu nggak asik.

mungkin ya. tapi untuk saat ini, jam ini, saya sangat menikmati “kesendirian”. saat mengetik ini, kantor dan gedungnya sudah terasa senyap. sepi. dingin.

namanya juga menjelang tahun baru, banyak yang sudah kabur dari kantor, entah cuti atau pulang cepat. berusaha menikmati akhir tahun. kalau bisa senikmat-nikmatnya. orang-orang di kantor saya juga begitu. tinggal saya sendirian. berusaha menyelesaikan beberapa pekerjaan ajaib yang tiba-tiba muncul persis saat saya menyodorkan surat cuti.

ketika pekerjaan sudah selesai, saya menoleh ke arah jendela kaca. pemandangan sesaat pucuk-pucuk gedung Jakarta mengingatkan saya pada pucuk-pucuk pohon di bukit Panderman, Malang. semburat matahari muncul di sela-sela dinding kaca, mengingatkan saya pada semburat yang sama, saat saya kesiangan bangun tidur. dulu. di Malang.

ya, sunyi ini mengingatkan saya pada kota itu. kota tempat saya tumbuh. tempat di mana saya ingin menghabiskan waktu. tempat untuk kembali pulang.

lalu, apa artinya malam tahun baru buat saya?

hmmm, lebih sering tidak berarti apa-apa. selain banyaknya orang yang begadang menyambut hari esok sembari meniup terompet kertas kencang-kencang. malam di mana pelanggaran lalu lintas banyak dimaklumi. malam di mana banyak orang menghabiskan banyak uang agar bisa senang. sesenang-senangnya.

saya lebih sering menikmati suasana tahun baru dalam kesendirian. ada kopi pahit. ada rokok kretek. ditemani Aerosmith yang diputar berulang-ulang. sekedar mengingat apa saja yang sudah dan belum saya lalui selama setahun itu.

ya, saya jarang menganggap malam tahun baru sebagai hari yang istimewa. saya sekedar sering memanfaatkannya sebagai tameng pengajuan cuti yang pas.

sama halnya dengan tahun baru. it’s just another day. yang harus dilalui. harus dijalani. harus diisi. entah bagaimana, terserah nanti. toh setahun lalu saya juga tak paham harus bagaimana, tapi lewat juga.

saya tidak kangen tahun baru.

saya cuma kangen Malang. kota seribu angan-angan. kota di mana saya belajar memahami kehidupan. dan kota di mana mimpi-mimpi saya selalu mengarah.
selamat tahun baru, Malang.

4 Responses to “another day”

  1. nd0w3h Says:
    January 5th, 2006 at 10:11 am

kebiasaan taon baru yang sudah-sudah

– disiang hari ibunda tercinta selalu masak khusus camilan taon baru, misal bakso bikinan sendiri (pentolnya gae dewe rek gak katek formalin)

– cemilan dipersiapkan untuk melekkan di malam hari
bukan untuk persiapan taon baru, tapi untuk mencegah putra-putrinya makan jajanan yang tentu ke-sterilan-nya ndak terjamin, dan tentu saja pasti hemad ;-)

– menjelang sore pada sudah ganteng dan cantik, and pada ngumpul didepan tipi

– sore mpe malem…nonton tipi, sholat, ngumpul lagi, ndak ada yang minta keluar rumah, karena walau malang kecil tapi taon baru pasti macet..

– jam 9 maleman, kantuk datang, ada yang langsung tidur, dan ada yang betah-betahin tetep terjaga dengan ngeliat tipi

– jam 12 malem…inged khan dulu di malang tiap jam 12 maleman pasti ada konpoian…(dulu saya waktu kecil ngeliad konpoi seneng banged, pernah ngikut 3 kali waktu jamanya STM ma kuliah…abis itu cukup menjadi penonton aja) nah karena rumah ortu di tepi jalan makanya bisa tahu lewat depan rumah pa nggak. ngarepe pasar mergan khan mesti dilewati ker !!!
orang-orang kampung pada keluar ke tepi jalan untuk ngeliad konpoian, sambil sesekali menyapa kenalannya yang ngikut konpoi…^^
ada juga yang jatoh…orang-orang langsung berkumpul ditolongin, terus kalo ndak parah dianya lanjut lagi ^^

– jam 1an
abis nungguin peserta konpoian ampe ndak ada yang lewat lagi, finally orang-orang satu persatu pada pulang ke rumah masing-masing, dakuw dan keluarga pun masuk rumah…
berdoa sejenak…akhirnya molor deh, siap untuk menghadapi hari lagi di keesokannya ^^

enak yach lil…mengenang kembali yang sudah-sudah…..^^
taon baruan bareng yuk lil, sambil makan bakso kota, atau taon baruan di panderman lagi, di kakek bodo juga lumayan ^^

  1. Ferona Says:
    January 16th, 2006 at 5:09 am

Gw juga taon baru ga ngapa2in, Lil.. nothing special… tidur dari jam 8 .. hahaha…

  1. digdoyo Says:
    January 17th, 2006 at 10:31 am

Secercah cahaya di atas 5 kepala kecil
Bak petasan di tahun baru
Pahit bagi kecilku, namun harus ditempuh
Maafkan ayahnda..

  1. SantiMamaRakhel Says:
    January 19th, 2006 at 7:14 am

Lil…gw br aja pulang ke malang tgl 20 des-29 des, tp sekarang dah kangen lagi hiks hiks….apalagi rumah kakak gw di lawang yg panorama depannya kaki gunung hiks…hiks…kangeeeeeeeeen mo pulang…….

apa kabar, Aceh?

apa kabar, Aceh?

December 27th, 2005 by ullilkecil

Di awal tahun ini, saya dan beberapa teman sempat mengunjungi Aceh. Memastikan secuil bantuan agar sampai di tangan mereka yang berhak. Kami juga mengajak beberapa teman dari media, untuk mengompori semangat pantang menyerah dan solidaritas bagi bangsa ini.

Tentu nggak asik kalo saya mesti cerita soal bagaimana bencana menggerus daerah ini. Semua media juga sudah menampilkannya dengan lengkap. Terlalu naif juga kalo saya menuturkan bagaimana the real superheroes menumpuk di Aceh. Basi. Kalo menulis begituan, gak usah bikin blog, jadi koresponden surat kabar aja.

Yang menarik buat saya, adalah kopi. Tapi soal kopi Aceh, prosesnya, warungnya, budayanya, orang-orang yang ada di dalamnya, saya kira sudah banyak yang lebih tahu.

Di antara puing-puing kehancuran, saya sempat melihat ada warung kopi. Dengan tenda darurat (tepatnya kain bekas spanduk yang disampirkan pada bambu -red) dan dingklik seadanya, uap kopi tetap mengepul dengan pekatnya.

Di dalamnya, wajah-wajah khas menyambut kami dengan hangat. Ditemani rokok kretek terselip di jari, keakraban menjalar tanpa harus banyak basa-basi. Cerita-cerita menyedihkan, dahsyat, mengerikan, pahit, getir, dan semangat mengalir lancar bersama tegukan kopi.

Itu salah satu pengalaman minum kopi yang terbaik bagi saya.


budayakan hidup konsumtif

budayakan hidup konsumtif

December 23rd, 2005 by ullilkecil

Hari ini saya sempat membaca beberapa koran (tepatnya memaksakan diri untuk membaca, setelah sekian hari tenggelam diuber-uber deadline proposal -red). Sebagian besar, bisa jadi 68% :p, menyiratkan hal yang sewarna : tahun baru segera tiba, ayo cepat belanja!

Iklan-iklan sehalaman penuh dari pusat-pusat perbelanjaan, ulasan-ulasan gaya hidup perkotaan, laporan khusus menjelang tahun baru dan musim liburan… semua seakan kompak, satu komando menyuarakan, mendorong dan mengajak orang-orang menukar uangnya dengan barang-barang yang menarik (dan seringkali kurang bermanfaat -red).

Hehehe… saya bukannya anti kemapanan. Bukannya anti belanja ini belanja itu. Bukannya alergi nongkrong di mal yang penuh perempuan-perempuan menggiurkan itu. Nggak. Sama sekali nggak.

Saya masih enak ngopi di kafe-kafe itu, masih betah berlama-lama di mal yang ada toko mainannya itu, masih menikmati wira-wiri di toko bukunya yang adem dan nyaman, gak kayak perpustakaan sekolah yang dingin, spooky, dan terlalu hening itu :)

Ya, meski mahal, saya menikmati kopi-kopi yang dijual dengan nama-nama asing itu.

Yang sedikit mengusik pikiran saya, adalah isi koran-koran itu. Satu halaman berisi berita dan foto-foto besar soal kelaparan, kemiskinan, dan bencana. Halaman yang lain isinya ajakan senang-senang.

Hmmf, cuman sekedar pikiran cupet saya. Mungkin terlalu naif.

Ya, karena selanjutnya saya mendukung, kok. Kita budayakan saja pola hidup konsumtif. Kenapa? Kata mereka, biar roda perekonomian bangsa ini tetap berjalan. Tidak mandek. Mosok dari dulu kita itu menganut pola hidup sederhana melulu?

Wah, gak mboys. Kalo gak konsumtif, kamu gak bisa sekeren ini. Gak bisa secantik itu. Gak bakal seseksi dia. Gak mungkin seputih mereka.

Mosok udah abad 21 masih pola hidup sederhana? Kapan majunya bangsa ini? Kapan bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya?

Nah, biasanya kalo sudah mikir begini, saya pasang gigi netral. Diam. Berhenti.

Wong masih enak minum kopi, ngerokok, dan melihat makhluk-makhluk indah ciptaan Tuhan. Ngapain juga repot-repot mikir pola hidup segala?

Pret.

when the mind suffers, the body cries

…when the mind suffers, the body cries…

December 22nd, 2005 by ullilkecil

Saya tidak ingat (tepatnya : malas mengingat) di mana tepatnya saya mendengar kata-kata tsb. Jika tak salah, dari sebuah film yang beberapa hari lalu saya tonton.

Intinya, saya mengamini kata-kata tersebut. Kenapa? Karena sudah merasakan sendiri. Tergeletak tak berdaya di tempat tidur, demam tinggi, kepala pening dan dunia serasa berputar, tubuh menggigil kedinginan, lidah terasa pahit, pengen jackpot (muntah -red) tapi gak keluar apa-apa…

Dokter yang memeriksa saya tak bisa menyimpulkan apa-apa. Tak ada indikasi thypus, demam berdarah, SARS, Avian Flu… HIV juga bukan. Hasil pemeriksaan lab juga tidak menunjukkan adanya ketidaknormalan organ tubuh maupun fungsinya…

Jadi, sakit apa?

Dokternya bengong. Tapi saat beliau bertanya apakah saya mengalami stress, saya cepat-cepat mengangguk…

2 Responses to “…when the mind suffers, the body cries…”

  1. ireng Says:
    December 23rd, 2005 at 9:57 am

kena’ syndrome kalee?
temenku dulu pernah ngalamin gitu… kita menyebutnya IT sydrome, tiap dia liat kompie langsung jackpot… wakakakaka… seperti itu… klo kejadian tetep berlanjut “Please contact your Administrator”…

  1. ndoweh Says:
    December 23rd, 2005 at 12:01 pm

kalo sudah menghubungi admin terus masih berlanjut, coba di disable dulu terus di enable ^^

dunia kecil?

hehehe… akhirnya punya blog yang norak, katarsis, dan trend sesaat!(tm)